Senin, 25 April 2011

Breath (Korea.2008)


Director :
Kim Ki Duk
Cast :
Chen Chang – Jang Jin
Park Ji Ah – Yeon
Ha Jeong Woo – Yeon’s Husband     

Kim Ki Duk dikenal sebagai salah satu sutradara asal Korea Selatan yang memiliki sejumlah karya mengagumkan. Sebut saja The Isle (2000), Bad Guy (2001), Spring Summer Fall Winter and Spring (2003, 3 Iron (2004) dan Time (2007). Film-film ini telah melanglang buana pada banyak festival-festival film internasional dan mendapatkan apresiasi baik. Kim Ki Duk selalu menuangkan ciri khas unik yang membuat filmnya menjadi terasa begitu istimewa. Keberhasilannya ini membawa nama Kim Ki Duk selalu disandingkan dengan sutradara kawakan asia lainnya seperti Wong Kar Wai, Hou Hsio Hsien dan Zhang Yi Mou. Dalam Breath yang merupakan feature film ke 14nya ini Kim memberikan kembali sebuah kisah instalasi pertemuan dua karakter manusia yang berkutat dengan kesedihan dan kesendirian yang mendalam.

Yeon (Park Ji Ah) adalah seorang ibu rumah tangga biasa. Fokusnya untuk menjadi istri dan ibu yang baik untuk suaminya (Ha Jeong Woo) dan anak semata wayangnya. Saat suaminya muncul dengan pengakuan perselingkuhan yang dilakukannya dan berjanji akan berubah menjadi lebih baik, Yeon justru menemukan keputusasaan dalam hidupnya. Hubungan dengan suaminya menjadi hambar dan semakin mengarah pada kebosanan dan keterpurukan. Sampai suatu hari Yeon menonton sebuah siaran televisi mengenai seorang narapidana yang bernama Jang Jin (Chen Chang). Jang melakukan percobaan bunuh diri untuk yang kesekian kalinya. Yeon justru berempati pada Jang karena dia juga pernah berencana melakukan bunuh diri. Yeon seperti merasakan kegalauan Jang. Yeon akhirnya memutuskan untuk menemui Jang di penjara.
Jang sedang menanti hari eksekusinya. Pria terlihat tidak lagi memiliki semangat hidup. Hidupnya seperti terseok-seok pada emosi yang tidak pernah dia ungkapkan. Kondisi itupun harus diperparah dengan tekanan secara seksual dari teman satu selnya. Kedatangan Yeon mengunjunginya memberikan hiburan bagi Jang. Yeon semakin sering berkunjung. Pada pertemuan demi pertemuan tersebut Yeon berkeluh kesah tentang segala yang dirisaukan. Jang lebih banyak diam menjadi pendengar yang baik. Pada setiap kunjungannya Yeon juga mendesain interior ruang kunjung penjara mengunakan macam-macam atribut dengan menyesuaikan musim saat itu. Merasa semakin mendapatkan penghibur yang selama ini tidak pernah diterimanya, Jang mulai selalu menantikan kedatangan Yeon.

Melalui pertemuan demi pertemuan juga kisah hidup Jang mulai terbuka, bagaimana dia bisa menjadi narapridana dengan hukuman mati, apa yang menyebabkan dia berkali-kali melakukan percobaan bunuh diri. Yeon sendiri seperti merasakan sesuatu yang lebih berarti mengisi lembar baru hidupnya.

Ada beberapa hal dalam film ini yang dibiarkan tanpa ada penjelasan dan eksplorasi lebih. Bahkan terasa sekali Kim Ki Duk membiarkan nalar tidak bekerja seutuhnya untuk film ini. Dialog yang sangat minim justru menjadi kekuatan utama film ini karena berhasil menerjemahkan interaksi, ekpspresi dan gerakan pada bahasa yang lebih universal. Inilah kemasan terbaik film ini yang disajikan tanpa perlu dipahami, terserah penonton bagaimana mereka memberikan arti dan pemahaman untuk film ini.

Kim Ki Duk memikilih aktor asal China, Chen Chang yang terkenal dengan Crouching Tiger Hidden Dragon, The Go Master dan Eros untuk memerankan Jang. Keterbatasan bahasa justru menjadi keunikan film ini, karena tidak ada satupun dialog yang diucapkan Jang, hanya mengandalkan kekuatan ekspresi dan bahasa tubuhnya. Hal ini telah pernah dilakukan oleh Kim Ki Duk pada film sebelumnya yaitu 3 Iron. Pemilihan pemain berbeda bahasa kembali dilakukan pada filmnya karyanya setelah film ini yang berjudul Sad Dream, Kim Ki Duk memilih Joe Odagiri, aktor asal Jepang.

Film yang menjadi official selection Cannes Film Festival 2008 mengemas Cinta menjadi lambang kekuatan dalam kisahnya. Cinta diperlihatkan bisa datang kapan saja, dimana saja dan kepada siapa saja. Bahwa cinta adalah rasa paling utama untuk bisa memberikan komunikasi terbaik bahkan bagi dua orang yang tidak pernah saling mengenal sebelumnya. Cinta dan kegalauan mecoba mencari nafas-nafas yang tepat. Nafas untuk menentukan jalan terbaik untuk hidup ini.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar