Indonesia pernah heboh dengan berita seputar poligami bahkan sampai menjadi inspirasi untuk film Berbagi Suami (2006) dan Perempuan Berkalung Surban (2008). Sutradara asal Korea Jeon Yun Su justru membuat kita melihat dari sudut pandang sebaliknya yaitu Poliandri, perempuanlah yang memiliki lebih dari satu orang suami. Bagaimanakah laki-laki yang dianggap sebagai makhluk yang paling egois bisa menghadapinya? Sebuah premis cerita yang cukup unik bukan? Apalagi dikemas dengan genre komedi romantis.
Deok Hoon (Kim Ju Hyeok) akhirnya bertemu kembali dengan In ah (Son Ye Jin), perempuan cantik mengoda yang bekerja sebagai freelance programmer di kantornya. In ah begitu populer dengan kecantikannya, ditambah lagi pribadi yang supel, membuatnya menjadi perhatian semua pria, sampai-sampai Deok Hun tidak memiliki kesempatan untuk mendekatinya. Sebuah pertemuan di kereta api membuat Deok Hoon akhirnya kembali seperti mendapat angin segar untuk kembali medekati In ah. Pertemuan demi pertemuan, usaha demi usaha akhirnya menyatukan mereka menjadi sepasang kekasih, tapi belakang kemudian ketahuan In ah ternyata sangat menikmati sekali kebebasan. Hal ini membuat Deok Hun kucar kacir menghadapi kekasihnya yang begitu susah untuk ditemui, jangankan ditemui, In ah sangat jarang mengangkat telponnya. Dia ber"perang" dengan dirinya sendiri untuk mampu menhadapi hal itu, mencoba untuk mengikuti permainan In ah, tetapi lagi-lagi dia harus kalah karena akhirnya dia jugalah yang memohon-mohon untuk memperbaiki hubungan mereka.
Ditengah dukungan besar masyarakat Korea Selatan untuk kesuksesan tim nasional mereka yaitu saat Lee Eun Je berhasil membobol gawang milik Iker Cassilas, Deok Hoon melamar In ah dan diterima dengan manis. Pernikahan mereka berjalan lancar dan In ah tetap pada kebiasaannya. Sampai suatu hari In ah meminta ijin Deok Hoon untuk menikah lagi dengan pria lain. Deok Hoon tidak menerima begitu saja, dan bahkan dia berniat menceraikan In ah. Kehamilan In ah justru membuat dia berpikir ulang untuk menceraikan. Bahkan dengan berbagai cara dia berusaha mencari tahu apakah anak yang ada di kandungan Ina, anaknya atau anak "madunya".
Film ini berhasil "mempermainkan" keegoisan laki-laki. Tentu karena ditampilkan dengan sudut pandang yang berbeda (genre komedi romantis) sehingga tidak terlihat ekstrim, justru sebaliknya. Beberapa adegan sukses membuat penonton tersenyum. Pendekatan komedi romantis ini tentu adalah sebuah kesengajaan untuk menjauhkan film dari pandangan-pandangan negatif mengenai poliandri itu sendiri. Bermain-main dalam konteks cinta tentu membebaskan penulis skenario film ini memberikan karakter-karakternya perjuangan atas nama cinta itu tadi.
Deok Hoon (Kim Ju Hyeok) akhirnya bertemu kembali dengan In ah (Son Ye Jin), perempuan cantik mengoda yang bekerja sebagai freelance programmer di kantornya. In ah begitu populer dengan kecantikannya, ditambah lagi pribadi yang supel, membuatnya menjadi perhatian semua pria, sampai-sampai Deok Hun tidak memiliki kesempatan untuk mendekatinya. Sebuah pertemuan di kereta api membuat Deok Hoon akhirnya kembali seperti mendapat angin segar untuk kembali medekati In ah. Pertemuan demi pertemuan, usaha demi usaha akhirnya menyatukan mereka menjadi sepasang kekasih, tapi belakang kemudian ketahuan In ah ternyata sangat menikmati sekali kebebasan. Hal ini membuat Deok Hun kucar kacir menghadapi kekasihnya yang begitu susah untuk ditemui, jangankan ditemui, In ah sangat jarang mengangkat telponnya. Dia ber"perang" dengan dirinya sendiri untuk mampu menhadapi hal itu, mencoba untuk mengikuti permainan In ah, tetapi lagi-lagi dia harus kalah karena akhirnya dia jugalah yang memohon-mohon untuk memperbaiki hubungan mereka.
Ditengah dukungan besar masyarakat Korea Selatan untuk kesuksesan tim nasional mereka yaitu saat Lee Eun Je berhasil membobol gawang milik Iker Cassilas, Deok Hoon melamar In ah dan diterima dengan manis. Pernikahan mereka berjalan lancar dan In ah tetap pada kebiasaannya. Sampai suatu hari In ah meminta ijin Deok Hoon untuk menikah lagi dengan pria lain. Deok Hoon tidak menerima begitu saja, dan bahkan dia berniat menceraikan In ah. Kehamilan In ah justru membuat dia berpikir ulang untuk menceraikan. Bahkan dengan berbagai cara dia berusaha mencari tahu apakah anak yang ada di kandungan Ina, anaknya atau anak "madunya".
Film ini berhasil "mempermainkan" keegoisan laki-laki. Tentu karena ditampilkan dengan sudut pandang yang berbeda (genre komedi romantis) sehingga tidak terlihat ekstrim, justru sebaliknya. Beberapa adegan sukses membuat penonton tersenyum. Pendekatan komedi romantis ini tentu adalah sebuah kesengajaan untuk menjauhkan film dari pandangan-pandangan negatif mengenai poliandri itu sendiri. Bermain-main dalam konteks cinta tentu membebaskan penulis skenario film ini memberikan karakter-karakternya perjuangan atas nama cinta itu tadi.
Film My Wife Got Married berhasil merangkai kisah cinta ringan dengan tema yang cukup berat. Membuatnya menjadi menarik, lucu dan membuat penonton betah menunggu bagaimana film sweet ini berakhir.
Cinta memang bisa membuat orang melakukan banyak hal diluar akal sehatnya. Perasaan sayang dan cinta akan membuat kita banyak melakukan pembenaran-pembenaran akan apa yang kita rasakan, sampai pada akhirnya berdamailah dengan rasa itu, karena semuanya akan berakhir menjadi sesuatu yang manis. Meski tidak semuanya akan selalu berakhir seperti itu bukan.
Dengan latar suksesnya Korea Selatan-Jepang mengadakan piala dunia, film ini memberikan kita juga sub-plot tentang wanita-wanita muda gila bola, yang memang sudah mewabah hampir di seluruh dunia, bahkan Indonesia.
Film ini di bintangi oleh Son Ye Jin yang pernah tampil dalam drama A Moment to Remember (2004) dan The Classic (2003). Untuk kesuksesannya memperlihatkan wanita “tangguh” dalam film ini, Ye Jin meraih penghargaan aktris terbaik dari Blue Dragon Film Awards 2008.
Dengan latar suksesnya Korea Selatan-Jepang mengadakan piala dunia, film ini memberikan kita juga sub-plot tentang wanita-wanita muda gila bola, yang memang sudah mewabah hampir di seluruh dunia, bahkan Indonesia.
Film ini di bintangi oleh Son Ye Jin yang pernah tampil dalam drama A Moment to Remember (2004) dan The Classic (2003). Untuk kesuksesannya memperlihatkan wanita “tangguh” dalam film ini, Ye Jin meraih penghargaan aktris terbaik dari Blue Dragon Film Awards 2008.
Director:
Jeon Yun Su
Jeon Yun Su
Screenplay:
Song Hye Jin
Song Hye Jin
Cast :
Kim Ju Hyeok – Deok Hoon
Son Ye Jin – In Ah
Genre:
Romantic Comedy
aahhh...salah satu film favorit gue, Don! gue suka banget sama Son Ye Jin! apalagi pas dia main sama idola gue : JUNG WOO SUNG di A Moment to Remember!
BalasHapusSon Ye Jin emang juaranya Rom Com Korea deh... ekpressi mukanya selalu sukses nyampur aduk emosi gue.. semoga lain waktu bisa nulis A Moment to Remember... :)
BalasHapus