Director: Paddy Considine
Cast:
Peter Mullan - Joseph
Olivia Colman - Hannah
Eddie Marsan - James
Samuel - Samuel Bottomley
Tyrannosaur adalah debut penyutradaraan Paddy Considine untuk film panjang. Sebelumnya dia telah membuat beberapa film pendek dan salah satunya adalah semacam teaser untuk filmnya ini. Considine sebelumnya dikenal sebagai salah satu aktor watak Inggris yang hampir selalu main pada film-film independen dengan penampilan yang luar biasa. Sebut saja A Room for Romeo Brass, Last Resort, 24 Hour Party People, In America, Dead Man's Shoes, My Summer of Love dan Submarine. Tidak ada satupun penampilannya yang mengecewakan. Meskipun telah melakukan debut akting untuk film Hollywood seperti Cinderella Man dan The Bourne Ultimatum, aktor berusia 37 tahun ini tetap setia memilih bekerja untuk produksi independen Inggris. Begitu pula dengan film pertamanya sebagai sutradara ini, diproduksi secara independen. Selain menyutradarai, Considine menulis sendiri naskah asli untuk debutnya ini.
Tyrannosaur berfokus pada dua karakter utama, Joseph (Peter Mullan) dan Hannah (Olivia Colman), yang bertemu dengan cara yang cukup mustahil, Joseph tiba-tiba saja berlari ke dalam toko amal milik Hannah dan bersembunyi di rak pakaian. Tentu saja Hannah bingung, tetapi kemudian mencoba mengajak Joseph berkomunikasi, tetapi Joseph tidak peduli dan bersikeras untuk tidak diganggu. Namun, Hannah dengan tenang dan manis tetap berupaya untuk membuat percakapan dengan Joseph yang sedang emosional. Saat Hannah berdoa untuknya, Joseph tersentuh dan dia menangis. Inilah kemudian yang menjadi alasan Joseph untuk kerap kali datang ke toko tersebut, dia menemukan ketenangan yang selama ini dicarinya.
Apa yang penonton sudah tahu dan Hannah belum tahu adalah bahwa Joseph seorang duda, selalu dalam kondisi mabuk, bertemperamen sangat tinggi, gampang sekali marah untuk hal-hal kecil yang mestinya bisa ditoleransi dan dimaafkan. Opening film memperlihatkan Joseph yang dalam keadaan mabuk dan marah, menendang anjingnya sendiri hingga mati. Tanpa alasan yang jelas dan tak lama kemudian dia menyesali semuanya. Opening film ini jelas memberikan gambaran bagaimana karakter Joseph yang brutal.
Hannah yang memutuskan untuk menyembunyikan Joseph seperti langsung mendapat nilai positif di mata Joseph. Perlahan Hannah memberikan kisah hidup yang baru buat Joseph. Keramahan yang diberikannya membuat Joseph kembali merasakan dianggap dan dihargai, sesuatu yang telah hilang dari hidupnya. Setiap kali bersama Hannah, dia berusaha untuk meredam kemarahan dan mulai terbuka kepadanya. Joseph tampak seperti menemukan pelabuhan kesuraman, kesedihan dan kesendiriannya selama ini. Tapi hal yang belum dia tahu adalah bahwa Hannah wanita yang menjadi korban kekerasan rumah tangga. Suaminya, James (Eddie Marsan) kerap kali menjadikannya korban kekesalan dan kemarahan tanpa sebab. James adalah sosok suami bertangan dingin, menakutkan dan mengerikan. Penonton akan merasakan kepedihan hidup Hannah begitu mendera sehingga akan berharap Hannah melakukan sesuatu terhadap suaminya. Tapi Hannah berdiam diri, menerima dengan lapang dada, termasuk ketika dia dikencingi dengan keji oleh James.
Joseph dan Hannah saling membutuhkan. Joseph yang kesepian harus menghadapi kenyataan bahwa ayahnya sedang sakit dan dia tidak diterima dengan baik oleh keluarganya sendiri. Hannah yang awalnya terlihat seperti penolong buat Joseph lama kelamaan justru seperti lebih membutuhkannya, termasuk ketika dia sudah tidak tahan lagi dengan perlakuan James yang membuatnya mendapatkan memar parah dimatanya.
Paddy Considine terlihat begitu gigih dan mendalam menghabiskan banyak waktu dengan adegan-adegan detail ekspresi, tingkah laku dan memperlihatkan bagaimana setiap karakter berusaha keras memakai topeng untuk menutupi kerapuhan dan menyembunyikan kesedihan hidup mereka. Sayangnya untuk Hannah, topeng yang dia kenakan gagal dan James berhasil membuat fisik dan mental Hannah terlihat makin menyedihkan (dengan memar dimatanya). Untung bagi Hannah, Joseph merasa terdorong untuk melindunginya dan berencana untuk melakukan sesuatu, hingga dia menyadari satu hal yang selama kedekatannya dengan Hannah tak pernah terpikirkan olehnya.
Ada saat-saat di Tyrannosaur yang akan membuat penonton gemas sambil mengepalkan jemari tangan dan saat-saat lain yang mungkin membuat penonton menutup mata dan berpaling. Tampak ada semacam kekhawatiran melihat kedekatan Joseph dan Hannah, seperti sesuatu yang mestinya tidak terjadi, bagaimana Hannah yang sepertinya kembali pada laki-laki yang tidak jauh berbeda dari suaminya. Dalam hal ini penulis menggunakan dua pepatah yaitu mawar tumbuh dari beton dan keluar dari mulut singa masuk mulut harimau. Tetapi untungnya kekhawatiran tersebut pudar melihat kegigihan Joseph berusaha untuk jadi lebih baik selama bersama Hannah. Bahwa Hannah memberi pengaruh baik terhadap Joseph atau sebaliknya kembali kepada penonton, karena kemudian akhir film ini memberikan keleluasaan pada kedua karakternya untuk saling mendukung.
Peter Mullan menawan sekaligus mengerikan sebagai Joseph. Dia tampak mengerikan pada opening dan closing film dengan memberikan "aksi ledakan" yang mengerikan pada dua anjing yang kurang beruntung (pertama anjingnya sendiri dan yang kedua anjing tetangganya) dan seperti sebuah bom waktu yang berdetak di ambang ledakannya, siap meledak kapan dan dimana saja. Joseph terlihat menawan ketika dia bersama Hannah, dia perlahan seperti menemukan kembali dirinya yang hilang sejak kematian sang istri.
Namun yang paling beresonansi dengan sempurna adalah Olivia Colman sebagai Hannah. Aktris ini membuktikan bahwa dirinya bukan hanya sekedar komedian Inggris yang kerap kali berhasil membuat orang tertawa, tapi kali ini sebuah penampilan berbeda dari belasan serial televisi yang pernah dia bintangi. Sebuah penampilan yang berhasil membuat penonton bersimpati, bersedih dan menangis mengikuti penderitaan Hannah yang dibawakannya. Hannah membawa gagasan pada penonton bahwa dia adalah seorang penolong bagi Joseph, namun keadaan kemudian justru berbalik bahwa Hannahlah yang lebih membutuhkan bantuan dari Joseph.
Untuk menikmati Tyrannosaur adalah sebuah pengalaman menonton film yang sulit dan berat, terutama karena banyak sekali adegan-adegan yang membuat napas-berhenti dan berefek menghantui karena terasa terlalu nyata. Considine berhasil menjebak penonton untuk terlibat dalam setiap adegan, dengan kesuraman, kesedihan, kesunyian dan kesepian yang dihantarkan hampir pada semua bagian film ini. Sisi gelap jiwa manusia yang terlalu banyak dan lama dieksplorasi mungkin menjadi bagian mengganggu dan berat bagi penonton untuk bertahan, tetapi penampilan kuat dan chemistry antara Mullan dan Colman adalah jaminan untuk menunggu film ini menuju akhirnya yang baik.
Satu-satunya bagian yang cukup menyenangkan dari film ini adalah interaksi antara Joseph dengan Samuel (Samuel Bottomley), seorang bocah lelaki yang tinggal di depan rumahnya. Hubungan mereka tampak seperti teman yang saling mendukung. Kepolosan Samuel yang pada beberapa bagian terlihat menggemaskan membuat Joseph begitu peduli padanya. Termasuk ketika Samuel harus menghadapi kekerasan dari kekasih ibunya, Joseph tidak tinggal diam.
Tyrannosaur bukanlah film yang membuat penonton merasa hangat. Bahkan dengan adegan kedekatan pada akhir film antara Joseph Hannah yang saling menyentuh tangan dan bertukar senyum dengan lembut, seperti secara tidak langsung memberikan pengertian bahwa ini bukan sebuah film cinta picisan yang berakhir dengan semua orang akan senang, tetapi sebuah ikatan emosional yang lebih dalam dari sekedar itu dan biarkanlah Joseph dan Hanna menentukan sendiri bagaimana hidup mereka selanjutnya.
Film ini berhasil menjadi yang terbaik pada British Independent Film Awards 2011, menyingkirkan saingan terberatnya Shame dan Tinker Taylor Soldier Spy. Paddy Considine dan Olivia Colman masing-masing mendapatkan penghargaan untuk best debut director dan best actress. Sebelumnya Tyrannosaur juga telah diputar pada Sundance Film Festival 2011 dan menerima penghargaan directing untuk Considine dan special jury prize untuk Mullan dan Colman.
Tyrannosaur berfokus pada dua karakter utama, Joseph (Peter Mullan) dan Hannah (Olivia Colman), yang bertemu dengan cara yang cukup mustahil, Joseph tiba-tiba saja berlari ke dalam toko amal milik Hannah dan bersembunyi di rak pakaian. Tentu saja Hannah bingung, tetapi kemudian mencoba mengajak Joseph berkomunikasi, tetapi Joseph tidak peduli dan bersikeras untuk tidak diganggu. Namun, Hannah dengan tenang dan manis tetap berupaya untuk membuat percakapan dengan Joseph yang sedang emosional. Saat Hannah berdoa untuknya, Joseph tersentuh dan dia menangis. Inilah kemudian yang menjadi alasan Joseph untuk kerap kali datang ke toko tersebut, dia menemukan ketenangan yang selama ini dicarinya.
Apa yang penonton sudah tahu dan Hannah belum tahu adalah bahwa Joseph seorang duda, selalu dalam kondisi mabuk, bertemperamen sangat tinggi, gampang sekali marah untuk hal-hal kecil yang mestinya bisa ditoleransi dan dimaafkan. Opening film memperlihatkan Joseph yang dalam keadaan mabuk dan marah, menendang anjingnya sendiri hingga mati. Tanpa alasan yang jelas dan tak lama kemudian dia menyesali semuanya. Opening film ini jelas memberikan gambaran bagaimana karakter Joseph yang brutal.
Hannah yang memutuskan untuk menyembunyikan Joseph seperti langsung mendapat nilai positif di mata Joseph. Perlahan Hannah memberikan kisah hidup yang baru buat Joseph. Keramahan yang diberikannya membuat Joseph kembali merasakan dianggap dan dihargai, sesuatu yang telah hilang dari hidupnya. Setiap kali bersama Hannah, dia berusaha untuk meredam kemarahan dan mulai terbuka kepadanya. Joseph tampak seperti menemukan pelabuhan kesuraman, kesedihan dan kesendiriannya selama ini. Tapi hal yang belum dia tahu adalah bahwa Hannah wanita yang menjadi korban kekerasan rumah tangga. Suaminya, James (Eddie Marsan) kerap kali menjadikannya korban kekesalan dan kemarahan tanpa sebab. James adalah sosok suami bertangan dingin, menakutkan dan mengerikan. Penonton akan merasakan kepedihan hidup Hannah begitu mendera sehingga akan berharap Hannah melakukan sesuatu terhadap suaminya. Tapi Hannah berdiam diri, menerima dengan lapang dada, termasuk ketika dia dikencingi dengan keji oleh James.
Joseph dan Hannah saling membutuhkan. Joseph yang kesepian harus menghadapi kenyataan bahwa ayahnya sedang sakit dan dia tidak diterima dengan baik oleh keluarganya sendiri. Hannah yang awalnya terlihat seperti penolong buat Joseph lama kelamaan justru seperti lebih membutuhkannya, termasuk ketika dia sudah tidak tahan lagi dengan perlakuan James yang membuatnya mendapatkan memar parah dimatanya.
Paddy Considine terlihat begitu gigih dan mendalam menghabiskan banyak waktu dengan adegan-adegan detail ekspresi, tingkah laku dan memperlihatkan bagaimana setiap karakter berusaha keras memakai topeng untuk menutupi kerapuhan dan menyembunyikan kesedihan hidup mereka. Sayangnya untuk Hannah, topeng yang dia kenakan gagal dan James berhasil membuat fisik dan mental Hannah terlihat makin menyedihkan (dengan memar dimatanya). Untung bagi Hannah, Joseph merasa terdorong untuk melindunginya dan berencana untuk melakukan sesuatu, hingga dia menyadari satu hal yang selama kedekatannya dengan Hannah tak pernah terpikirkan olehnya.
Ada saat-saat di Tyrannosaur yang akan membuat penonton gemas sambil mengepalkan jemari tangan dan saat-saat lain yang mungkin membuat penonton menutup mata dan berpaling. Tampak ada semacam kekhawatiran melihat kedekatan Joseph dan Hannah, seperti sesuatu yang mestinya tidak terjadi, bagaimana Hannah yang sepertinya kembali pada laki-laki yang tidak jauh berbeda dari suaminya. Dalam hal ini penulis menggunakan dua pepatah yaitu mawar tumbuh dari beton dan keluar dari mulut singa masuk mulut harimau. Tetapi untungnya kekhawatiran tersebut pudar melihat kegigihan Joseph berusaha untuk jadi lebih baik selama bersama Hannah. Bahwa Hannah memberi pengaruh baik terhadap Joseph atau sebaliknya kembali kepada penonton, karena kemudian akhir film ini memberikan keleluasaan pada kedua karakternya untuk saling mendukung.
Peter Mullan menawan sekaligus mengerikan sebagai Joseph. Dia tampak mengerikan pada opening dan closing film dengan memberikan "aksi ledakan" yang mengerikan pada dua anjing yang kurang beruntung (pertama anjingnya sendiri dan yang kedua anjing tetangganya) dan seperti sebuah bom waktu yang berdetak di ambang ledakannya, siap meledak kapan dan dimana saja. Joseph terlihat menawan ketika dia bersama Hannah, dia perlahan seperti menemukan kembali dirinya yang hilang sejak kematian sang istri.
Namun yang paling beresonansi dengan sempurna adalah Olivia Colman sebagai Hannah. Aktris ini membuktikan bahwa dirinya bukan hanya sekedar komedian Inggris yang kerap kali berhasil membuat orang tertawa, tapi kali ini sebuah penampilan berbeda dari belasan serial televisi yang pernah dia bintangi. Sebuah penampilan yang berhasil membuat penonton bersimpati, bersedih dan menangis mengikuti penderitaan Hannah yang dibawakannya. Hannah membawa gagasan pada penonton bahwa dia adalah seorang penolong bagi Joseph, namun keadaan kemudian justru berbalik bahwa Hannahlah yang lebih membutuhkan bantuan dari Joseph.
Untuk menikmati Tyrannosaur adalah sebuah pengalaman menonton film yang sulit dan berat, terutama karena banyak sekali adegan-adegan yang membuat napas-berhenti dan berefek menghantui karena terasa terlalu nyata. Considine berhasil menjebak penonton untuk terlibat dalam setiap adegan, dengan kesuraman, kesedihan, kesunyian dan kesepian yang dihantarkan hampir pada semua bagian film ini. Sisi gelap jiwa manusia yang terlalu banyak dan lama dieksplorasi mungkin menjadi bagian mengganggu dan berat bagi penonton untuk bertahan, tetapi penampilan kuat dan chemistry antara Mullan dan Colman adalah jaminan untuk menunggu film ini menuju akhirnya yang baik.
Satu-satunya bagian yang cukup menyenangkan dari film ini adalah interaksi antara Joseph dengan Samuel (Samuel Bottomley), seorang bocah lelaki yang tinggal di depan rumahnya. Hubungan mereka tampak seperti teman yang saling mendukung. Kepolosan Samuel yang pada beberapa bagian terlihat menggemaskan membuat Joseph begitu peduli padanya. Termasuk ketika Samuel harus menghadapi kekerasan dari kekasih ibunya, Joseph tidak tinggal diam.
Tyrannosaur bukanlah film yang membuat penonton merasa hangat. Bahkan dengan adegan kedekatan pada akhir film antara Joseph Hannah yang saling menyentuh tangan dan bertukar senyum dengan lembut, seperti secara tidak langsung memberikan pengertian bahwa ini bukan sebuah film cinta picisan yang berakhir dengan semua orang akan senang, tetapi sebuah ikatan emosional yang lebih dalam dari sekedar itu dan biarkanlah Joseph dan Hanna menentukan sendiri bagaimana hidup mereka selanjutnya.
Film ini berhasil menjadi yang terbaik pada British Independent Film Awards 2011, menyingkirkan saingan terberatnya Shame dan Tinker Taylor Soldier Spy. Paddy Considine dan Olivia Colman masing-masing mendapatkan penghargaan untuk best debut director dan best actress. Sebelumnya Tyrannosaur juga telah diputar pada Sundance Film Festival 2011 dan menerima penghargaan directing untuk Considine dan special jury prize untuk Mullan dan Colman.
Peter Mullan itu yang bikin NEDS bukan sih?? yakkk langsung donlot sajaaa film ini! thanks buat reviewnya yak!
BalasHapusbtw ijin majang link blog di Sobekan Tiket Bioskop :D
yups, benar banget. Peter Mullan aktor Inggris plus director juga, dia yang bikin Neds, The Magdalene Sisters dan Oprhan. Sip
BalasHapusSangat Bagus Sekali Film ini. walaupun waktu itu saya masih umur 18 tahun.tapi saya agak bingung
BalasHapus