Kamis, 10 November 2011

A Separation (Iran.2011)

Director : Asqhar Farhadi
Cast : 
Peyman Moaadi - Nadar
Leila Hatami - Simin
Sareh Bayat - Razieh
Shahab Hosseini - Hodjat
Sarina Farhadi - Termeh
Merila Zarei - Miss Ghahrai
Ali Asghar Shahbazi - Ayah Nader

Film baru Asghar Farhadi adalah sebuah melodrama yang menangkap tema tanggung jawab, kejujuran, cinta, religiusitas, dan pengorbanan. Film dimulai dengan argumen perceraian antara Simin (Leila Hatami) dan Nader (Peyman Moaadi) pada seorang hakim di pengadilan Iran. Melalui argumen mereka, alur cerita utama film menjadi jelas bahwa Nader dan Simin telah berencana untuk pindah ke Eropa untuk kehidupan yang lebih baik. Meskipun Nader tertarik dengan ide hidup di luar negeri, ia kemudian menolak karena ayahnya (Ali-Asghar Shahbazi) menderita Alzheimer dan butuh perawatan khusus. Ketika, di pengadilan, Simin mengatakan pada Nader "bahkan ayahmu sudah tidak mengenalimu lagi" Nader membantah dengan "... tapi aku tahu dia." Di sini diperlihatkan bahwa di Iran, tanggung jawab anak sangat nyata terhadap orang tuanya. Simin tetap bersikeras dengan gagasan pergi ke luar negeri. Ketika Nader menolak, dia percaya tidak ada cara lain untuk mereka kecuali perceraian. Simin kemudian memutuskan untuk tidak tinggal bersama suami dan Termeh (Sarina Farhadi), putrinya lagi. Tanpa berpikir panjang Nader memutuskan untuk menyewa Razieh (Sareh Bayat) perawat yang dapat diandalkan dan bertanggung jawab untuk ayahnya.

Razieh digambarkan sebagai sosok wanita yang sangat taat dalam beragama (atau mungkin begini semua sosok wanita di Iran). Ketika dia harus membersihkan ayah Nader dengan menyentuhnya, dia harus menyakinkan diri dengan menelpon seseorang untuk bertanya apakah dia tidak berdosa melakukan hal tersebut. Sebagai seorang wanita yang benar-benar percaya dalam aturan ketat agama, tidak ingin melakukan hal yang tidak sesuai dengan prinsipnya, Razieh memutuskan untuk tidak datang lagi mengurus ayah Nader. Tetapi esok harinya justru kemudian dia datang kembali. Disini kita bisa langsung menyimpulkan bahwa Razieh berkompromi dengan dirinya sendiri hanya karena dia butuh uang.


Sampai kemudian Nader pulang dan mendapati ayahnya terjatuh dari tempat tidur dan dalam keaadaan hampir meningal dunia. Dan tidak ada Razieh bersamanya. Razieh bahkan mengikat kedua tangan ayahnya. Nader bahkan berpikir ayahnya meninggal dunia. Nader menjadi sangat marah dengan tindakan Razieh yang tidak bertanggung jawab karena meninggalkan rumah, mengunci ayahnya dari luar dan mengikat tangannya. Ketika ia kembali, Nader terpaksa mengusir dengan mendorong dia keluar dari rumah. Razieh meminta maaf dan memaksa untuk tetap bekerja karena butuh uang. Tanpa sepengetahuan Nader, Razieh jatuh ke tangga dan mengalami keguguran atas bayi yang dikandungnya.


Nader dituduh membunuh bayi Razieh dengan sengaja. Razieh klaim bahwa Nader mendorongnya meskipun ia tahu ia sedang hamil. Nader menyangkal hal itu. Suami Razieh, Hodjat (Shahab Hosseini) tidak memiliki pekerjaan dan memiliki banyak utang. Dengan kondisi yang serba kekurangan membentuk Hodjat menjadi pribadi yang keras, gampang marah dan bertemperamen tinggi.  Beberapa kali dia bertindak kasar terhadap Nader dan hakim yang mengurus masalah mereka. Termeh tahu bahwa ayahnya berbohong karena dia yakin bahwa Nader mendengar cerita kehamilan Razieh ketika dia sedang berbicara tentang hal itu dengan gurunya, Miss Ghahraii (Merila Zare'i).


Dari sinilah kemudian konflik terbangun dengan sendirinya. Masing-masing karakter berusaha untuk bertahan pada ego demi keuntungan sendiri. Dengan motif dan alibi yang mereka yakini kuat, dan bahkan mungkin kemudian kebohongan menjadi satu-satunya pilihan untuk bisa keluar dari permasalahan. Dalam hitugan menit, jam atau hari jalan hidup manusia bisa berubah 180derajat. Tidak ada yang dibuat berlebihan dalam film ini. Semua terasa begitu nyata, apa adanya dan terjadi begitu saja dan kemudian membebani masing-masing karakternya.


Bagian paling menarik dari film ini adalah naskahnya yang tidak mengambil pihak pada salah satu karakternya. Sebaliknya, semua orang tampaknya sama-sama benar dan salah pada waktu yang sama. Mereka semua terjebak dalam motif, ego, moralitas dan agama, uang dan kehormatan masing-masing. Bagaimana kemudian kita sebagai penonton digiring pada moral moral dari setiap karakter yang semakin menjelang film berakhir semakin terasa menipis. Entah pihak mana mestinya yang perlu kita dukung. Karena pada dasarnya penonton selalu melakukan tindakan pihak memihak, tetapi tidak untuk film ini. Dan inilah yang menjadi bagian menarik dan terbaik dari film yang didaftarkan oleh Iran berlaga untuk Oscar Best Foreign Film tahun ini.


Agama masih menjadi salah satu komoditi paling utama dan penting ketika sebuah permasalahan mengalami jalan buntu. Entah menjadi sebuah pelarian atau justru sebuah penyelesaian. Dan untuk sebuah negara seperti Iran, dengan masyarakatnya yang masih memegang tinggi prinsip prinsip hidup beragama tentu hal tersebut menjadi satu-satunya cara untuk kembali melihat lebih dalam dan jujur untuk melakukan apapun. Ketika Razieh diminta untuk bersumpah dengan Al Qur'an dia mendapatkan keraguan. Apalagi kemudian dia ternyata tidak yakin akan semua tindakannya menuntut Nader. Dia takut hal-hal yang tidak baik akan menimpa anak mereka jika dia bersumpah dengan Al Qur'an atas sesuatu yang dia tidak yakini kebenarannya. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa agama berperan penting pada kehidupan masyarakat Iran.


A Separation menjadi lebih rumit dari film Farhadi sebelumnya, About Elly. Tampaknya bahwa drama ruang pengadilan dapat tempat terbaik untuk Farhadi guna menciptakan dunia sendiri tetapi dengan rasa yang realistis dan karakter tampak begitu dekat dan mungkin bisa menjadi siapapun disekitar penonton. Pilihan yang juga sangat tepat yang dilakukan Farhadi adalah menempatkan penonton pada posisi hakim selama menonton. Tetapi justru masalahnya adalah bahwa hakim tidak menyediakan bantuan untuk membuat dan membawa penonton melakukan penilaian yang jelas dan tetapi justru membuat situasi menjadi lebih rumit. Farhadi tidak ingin penonton berpihak pada siapapun. Inilah yang menjadi bagian paling utama dalam film ini, ketika garis antara hitam dan putih menjadi redup. Dia membiarkan kita sebagai penonton mengamati dan meninggalkan teater dengan tanda tanya besar dikepala masing-masing.


Adegan yang paling menyentuh dalam film ini adalah ketika Nader membersihkan ayahnya dan dia menangis. Bukan karena dia terbebani dengan ayahnya, lebih pada dia gagal sebagai seorang laki-laki, suami dan ayah yang baik untuk anaknya. Selain itu adegan ketika Razieh menemui Simin dan membuka tabir keraguannya menjelang akhir film juga menjadi sebuah twist ysng menjadikan film ini satu dari film terbaik tahun ini tanpa perlu spesial effect, bujet kolosal dan pemain-pemain mahal. Cukup sebuah cerita dan naskah sederhana yang mengena.


A Separation  hadir ditengah gempuran film-film fiksi ilmiah dengan teknologi tinggi yang justru miskin cerita. Film ini adalah contoh baik yang dapat membantu kita sebagai penonton untuk merevisi ide-ide tentang konsep-konsep penting seperti tanggung jawab, cinta, kasih, dan pengorbanan.


A Separation berada pada peringkat 162 dari 250 film terbaik sepanjang masa versi IMDB. Film ini juga menerima Golden Berlin Bear (film terbaik)  Berlin International Film Festival 2011. Selain itu juga menerima Silver Berlin Bear untuk aktor dan aktris terbaik bagi keempat pemain utamanya. A Separation juga dinominasikan film berbahasa asing terbaik British Independent Film Awards 2011 dan mendapatkan 4 nominasi termasuk film dan sutradara terbaik dari Asia Pacific Screen Awards 2011 yang akan diumumkan 24 November nanti di Gold Coast, Australia.

4 komentar:

  1. Eh...kayaknya gak disebutkan soal tinggal di luar negeri yah?

    BalasHapus
  2. bukannya lebih ke desa atau daerah pinggir gitu yah?

    BalasHapus
  3. sudah kulihat lagi. Bener, mau ke luar negeri ;p *towel*

    BalasHapus